STOP! Menilai Negatif Orang Lain yang Tidak Kalian Ketahui Sebabnya!
Beberapa hari terakhir ini banyak informasi yang menilai negatif orang lain hanya karena beranggapan akan menyebabkan atau mengakibatkan kerugian pada diri sendiri atau orang lain
Daftar isi
Baca Juga
Beberapa hari terakhir ini banyak informasi yang menilai negatif orang lain hanya karena beranggapan akan menyebabkan atau mengakibatkan kerugian pada diri sendiri atau orang lain. Penilaian negatif yang dilakukan apalagi berujung sampai dengan penolakan karena anggapan negatif tersebut, sungguh merugikan orang tersebut, tidak hanya 1 orang yang dimaksud tapi keluarga dan orang terdekat tersebut juga akan merasakan sakit hati, kecewa, dan marah. Kenapa harus memberikan penilaian negatif terhadap sesuatu yang belum diketahui? Panik? Takut? Khawatir? Tidak tahu? Itu bukanlah suatu alasan yang tepat untuk menutup kekurangan setiap orang saat ini. Kenapa?
Saat ini hampir semua orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua, sudah memiliki ponsel dengan akses data internet yang bisa digunakan untuk mencari informasi yang tepat, benar dan akurat. Apalagi mereka yang sudah berusia diatas 25 tahun keatas, usia yang sudah matang untuk berpikir baik dan bertindak buruk, pasti sudah mengetahui sisi baik dan sisi negatifnya. Begitu juga ketika menerima informasi yang beredar, baik itu informasi yang baru diketahui atau yang sudah viral. Tentunya harus bisa menentukan sendiri dan berpikir ribuan kali kalau perlu untuk memutuskan apakah informasi itu benar atau tidak.
Jika ragu dalam menentukan dan memutuskan sebuah informasi itu baik atau tidak, kenapa tidak bertanya? Kenapa tidak bermusyawarah? Kenapa tidak melakukan pencarian ulang mengenai informasi tersebut?
Saat ini semua informasi yang belum diketahui bisa dicari kebenarannya minimal menggunakan ponsel untuk melakukan pencarian informasi tersebut yaitu melalui Google. Carilah disana, jika tidak ada, bertanyalah ke orang lain, jika orang lain tidak tahu, bertanyalah kepada orang yang bisa membahas atau memberikan penjelasan mengenai informasi tersebut, jika juga belum mendapatkan informasinya lebih baik diam dan jangan sampai melakukan tindakan bodoh atau konyol yang bisa merugikan orang lain bahkan diri sendiri karena hanya masalah tersebut.
Namun juga sangat mustahil, jika ada suatu masalah dalam menanggapi sebuah informasi tidak ada penyelesaiannya atau solusinya. Pasti ada. Misalkan pada situasi saat ini yaitu adanya wabah virus corona, banyak sekali kejadian-kejadian yang dialami oleh masyarakat di Indonesia seperti menolak jenazah orang yang meninggal karena virus corona, menolak orang kembali ke rumahnya sendiri karena terjangkit virus corona, dan sebagainya. Dengan kata lain, orang-orang yang menolak tersebut sudah tidak memiliki empati dan simpati terhadap orang lain yang mengalami musibah karena virus corona.
Apakah karena ketakutan yang mereka alami sehingga harus bertindak seperti itu? Boleh-boleh saja takut, semua orang pasti takut sakit apalagi sampai mati. Ketakutan karena tertular? Semua orang pasti tidak ingin sakit dengan penyakit menular apalagi sampai menyebabkan meninggal. Siapapun itu, pasti tidak ingin mengalami hal yang sama. Kenapa tidak mencari informasi dulu? Kenapa tidak berunding dengan pihak yang mengetahui dulu? Kenapa harus mementingkan ego pribadi dan kelompok untuk menyelesaikan sebuah masalah?
Jika tindakan penolakan yang dilakukan sudah terjadi? Siapa yang rugi? Bukan jenazah yang ditolak tersebut, tapi keluarga dari mayat itu yang mengalami beban psikis yang kalian sendiri tidak tahu seperti apa rasanya. Tidak seharusnya seperti itu, tidak boleh menilai negatif orang lain karena beranggapan takut tertular, takut merusak lingkungan, dan sebagainya. Apalagi yang memberikan penolakan tersebut adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, yang sudah mengerti, yang sudah bisa melakukan musyawarah dan lainnya yang bisa melakukan segala kebaikan dengan baik dan benar.
Bagaimana jika musibah penolakan karena wabah virus corona ini terjadi pada keluarga kalian? Pertanyaan ini juga harus dipikirkan. Karena sudah merasa aman dan tidak terjangkit penyakit, dengan seenaknya memberikan penilaian sendiri kalau itu berbahaya, itu menular, itu merusak, dan sebagainya.
Seperti yang telah saya sebutkan diatas, setiap kejadian pasti ada solusinya. Begitu juga dengan penanganan orang yang meninggal karena virus corona. Jika dibandingkan dengan rasa ketakutan untuk kondisi saat ini, orang yang meninggal karena demam, batuk, sesak dan tanpa perawatan alias meninggal dirumah, seharusnya ini perlu dicurigai terpapar virus corona. Jikaaa kalian mau membandingkan dengan yang sudah benar-benar meninggal karena positif corona. Nyatanya? Tidak kan? Orang yang meninggal dirumah dengan gejala corona diurus ramai-ramai, sedangkan orang yang meninggal karena sudah positif corona ditolak tramai-ramai. Mana yang lebih berbahaya sebenarnya?
Jika Anda sudah mengetahui gejala dan tanda-tanda terpapar virus corona, dan ada orang yang mati dengan gejala seperti itu tanpa diopname, seharusnya Anda juga takut dan lebih takut mendekat daripada melakukan penolakan terhadap jenazah yang positif corona yang sudah dikafani sedemikian rupa, dibungkus sedemikian rupa oleh tenaga kesehatan, disholati oleh tenaga kesehatan langsung, diurus sampai pemakamannya selelsai tanpa melibatkan warga.
Atau ketakutan yang terjadi adalah jenazah yang dikubur akan mencemari tanah oleh virus-virus yang ada pada jenazah tersebut? Tentu tidak, virus yang ada pada setiap tubuh yang dikubur juga akan ikut mati karena virus tidak bisa berkembangbiak, infonya ada di Google, silahkan baca disana.
Jadi, marilah sebagai manusia yang beriman, saling bantu antar sesama dalam doa dirumah masing-masing atau bantuan langsung dengan tetap menjaga jarak dan menggunakan masker tetap dilakukan. Jangan egois pada diri sendiri atau kelompok, bila tidak ingin ikut mentutaskan wabah ini, lebih baik berdiam diri dirumah dan jangan keluar sehingga hanya bisa mengetahui berita melalui sosial media dan internet dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar.
Semoga tidak ada lagi orang-orang yang menilai negatif orang lain dan melakukan penolakan terhadap musibah yang mereka alami saat ini. Penyakit virus corona bukanlah penyakit yang dibuat-buat karena perbuatan terlarang, tidak seperti penyakit HIV AIDS yang faktor utama penularannnya karena melakukan hubungan bebas diluar nikah. Marilah tetap saling menghormati terhadap musibah yang dialami orang lain, apapun itu keadaannya, ketika mereka mendapatkan musibah, mereka butuh kita, butuh perhatian, butuh semangat untuk menjalani hidup ini.
Tetap jaga diri, jaga keluarga, gunakan masker saat keluar rumah, cuci tangan setiap waktu saat didalam rumah atau dari luar rumah, jaga jarak dengan orang lain ditempat umum, makan makanan yang sehat, makan buah secara setiap waktu, minum obat dan vitamin saat tubuh sakit, dan jangan panik. Semoga wabah virus corona di Indonesia ini segera berlalu.
Saat ini hampir semua orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua, sudah memiliki ponsel dengan akses data internet yang bisa digunakan untuk mencari informasi yang tepat, benar dan akurat. Apalagi mereka yang sudah berusia diatas 25 tahun keatas, usia yang sudah matang untuk berpikir baik dan bertindak buruk, pasti sudah mengetahui sisi baik dan sisi negatifnya. Begitu juga ketika menerima informasi yang beredar, baik itu informasi yang baru diketahui atau yang sudah viral. Tentunya harus bisa menentukan sendiri dan berpikir ribuan kali kalau perlu untuk memutuskan apakah informasi itu benar atau tidak.
Jika ragu dalam menentukan dan memutuskan sebuah informasi itu baik atau tidak, kenapa tidak bertanya? Kenapa tidak bermusyawarah? Kenapa tidak melakukan pencarian ulang mengenai informasi tersebut?
Saat ini semua informasi yang belum diketahui bisa dicari kebenarannya minimal menggunakan ponsel untuk melakukan pencarian informasi tersebut yaitu melalui Google. Carilah disana, jika tidak ada, bertanyalah ke orang lain, jika orang lain tidak tahu, bertanyalah kepada orang yang bisa membahas atau memberikan penjelasan mengenai informasi tersebut, jika juga belum mendapatkan informasinya lebih baik diam dan jangan sampai melakukan tindakan bodoh atau konyol yang bisa merugikan orang lain bahkan diri sendiri karena hanya masalah tersebut.
Namun juga sangat mustahil, jika ada suatu masalah dalam menanggapi sebuah informasi tidak ada penyelesaiannya atau solusinya. Pasti ada. Misalkan pada situasi saat ini yaitu adanya wabah virus corona, banyak sekali kejadian-kejadian yang dialami oleh masyarakat di Indonesia seperti menolak jenazah orang yang meninggal karena virus corona, menolak orang kembali ke rumahnya sendiri karena terjangkit virus corona, dan sebagainya. Dengan kata lain, orang-orang yang menolak tersebut sudah tidak memiliki empati dan simpati terhadap orang lain yang mengalami musibah karena virus corona.
Apakah karena ketakutan yang mereka alami sehingga harus bertindak seperti itu? Boleh-boleh saja takut, semua orang pasti takut sakit apalagi sampai mati. Ketakutan karena tertular? Semua orang pasti tidak ingin sakit dengan penyakit menular apalagi sampai menyebabkan meninggal. Siapapun itu, pasti tidak ingin mengalami hal yang sama. Kenapa tidak mencari informasi dulu? Kenapa tidak berunding dengan pihak yang mengetahui dulu? Kenapa harus mementingkan ego pribadi dan kelompok untuk menyelesaikan sebuah masalah?
Jika tindakan penolakan yang dilakukan sudah terjadi? Siapa yang rugi? Bukan jenazah yang ditolak tersebut, tapi keluarga dari mayat itu yang mengalami beban psikis yang kalian sendiri tidak tahu seperti apa rasanya. Tidak seharusnya seperti itu, tidak boleh menilai negatif orang lain karena beranggapan takut tertular, takut merusak lingkungan, dan sebagainya. Apalagi yang memberikan penolakan tersebut adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, yang sudah mengerti, yang sudah bisa melakukan musyawarah dan lainnya yang bisa melakukan segala kebaikan dengan baik dan benar.
Bagaimana jika musibah penolakan karena wabah virus corona ini terjadi pada keluarga kalian? Pertanyaan ini juga harus dipikirkan. Karena sudah merasa aman dan tidak terjangkit penyakit, dengan seenaknya memberikan penilaian sendiri kalau itu berbahaya, itu menular, itu merusak, dan sebagainya.
Seperti yang telah saya sebutkan diatas, setiap kejadian pasti ada solusinya. Begitu juga dengan penanganan orang yang meninggal karena virus corona. Jika dibandingkan dengan rasa ketakutan untuk kondisi saat ini, orang yang meninggal karena demam, batuk, sesak dan tanpa perawatan alias meninggal dirumah, seharusnya ini perlu dicurigai terpapar virus corona. Jikaaa kalian mau membandingkan dengan yang sudah benar-benar meninggal karena positif corona. Nyatanya? Tidak kan? Orang yang meninggal dirumah dengan gejala corona diurus ramai-ramai, sedangkan orang yang meninggal karena sudah positif corona ditolak tramai-ramai. Mana yang lebih berbahaya sebenarnya?
Jika Anda sudah mengetahui gejala dan tanda-tanda terpapar virus corona, dan ada orang yang mati dengan gejala seperti itu tanpa diopname, seharusnya Anda juga takut dan lebih takut mendekat daripada melakukan penolakan terhadap jenazah yang positif corona yang sudah dikafani sedemikian rupa, dibungkus sedemikian rupa oleh tenaga kesehatan, disholati oleh tenaga kesehatan langsung, diurus sampai pemakamannya selelsai tanpa melibatkan warga.
Atau ketakutan yang terjadi adalah jenazah yang dikubur akan mencemari tanah oleh virus-virus yang ada pada jenazah tersebut? Tentu tidak, virus yang ada pada setiap tubuh yang dikubur juga akan ikut mati karena virus tidak bisa berkembangbiak, infonya ada di Google, silahkan baca disana.
Jadi, marilah sebagai manusia yang beriman, saling bantu antar sesama dalam doa dirumah masing-masing atau bantuan langsung dengan tetap menjaga jarak dan menggunakan masker tetap dilakukan. Jangan egois pada diri sendiri atau kelompok, bila tidak ingin ikut mentutaskan wabah ini, lebih baik berdiam diri dirumah dan jangan keluar sehingga hanya bisa mengetahui berita melalui sosial media dan internet dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar.
Semoga tidak ada lagi orang-orang yang menilai negatif orang lain dan melakukan penolakan terhadap musibah yang mereka alami saat ini. Penyakit virus corona bukanlah penyakit yang dibuat-buat karena perbuatan terlarang, tidak seperti penyakit HIV AIDS yang faktor utama penularannnya karena melakukan hubungan bebas diluar nikah. Marilah tetap saling menghormati terhadap musibah yang dialami orang lain, apapun itu keadaannya, ketika mereka mendapatkan musibah, mereka butuh kita, butuh perhatian, butuh semangat untuk menjalani hidup ini.
Tetap jaga diri, jaga keluarga, gunakan masker saat keluar rumah, cuci tangan setiap waktu saat didalam rumah atau dari luar rumah, jaga jarak dengan orang lain ditempat umum, makan makanan yang sehat, makan buah secara setiap waktu, minum obat dan vitamin saat tubuh sakit, dan jangan panik. Semoga wabah virus corona di Indonesia ini segera berlalu.
Makanya saya juga sangat respect dengan tenaga medis yang demi merawat raga yang lain mereka sangat berjasa berada di garda terdepan dalam penanganan wabah ini. Semoga kita semua selalu diberi perlindungan dan sehat sehat saja ya.
Terimakasih banyak mbak Tiwi, semoga kita semua terlindung dari wabah ini. Aamiin
Benar kata mas Roni, seandainya ... , salah satu keluarga mereka terkena musibah akan kemudian disikapi warga sedemikian rupa, apa yang akan mereka rasakan ?.
Bisa terimakah ?
Walau berita hoaks jika sesuai dengan rasa dan nasibnya langsung dishare
Tak perlu mencari atau melacak kebenaranya
Tapi bagaimana lagi, sudah jadi tren saat ini.
Semoga hal kayak gini nggak terjadi lagi. Ayo yang waras ngasih pencerahan kepda mereka yang belum paham juga
Selain soal jenazah, orang yang positif Corona dan sudah dinyatakan sembuh juga kadang dijauhi. Kasihan sekali ya.😥
Semoga semua orang berpikiran seperti ini.
Media social bukannya membuat kita menjadi bijak, tapi sebaliknya..