Mitos dan Fakta Seputar Ibu Menyusui, Wanita Wajib Tahu!
Berikut ini terdapat daftar mitos dan fakta seputar ibu menyusui yang dapat membantu Anda dalam melakukan proses menyusui sang buah hati
Daftar isi
Menjadi seorang wanita merupakan salah satu karunia, dimana dirinya akan melahirkan seorang individu baru. Setelah wanita melahirkan, menyusui anaknya merupakan hal yang wajib untuk dilakukan. Namun, banyak mitos dan fakta seputar ibu menyusui yang beredar luas di masyarakat.
Penting bagi seorang ibu ataupun calon ibu untuk mengetahui manakah informasi-informasi yang benar maupun salah. Berikut ini terdapat daftar mitos dan fakta seputar ibu menyusui yang dapat membantu Anda dalam melakukan proses menyusui sang buah hati.
Pengertian Ibu Menyusui
Ibu menyusui adalah seorang wanita yang telah melahirkan anak dan memasuki fase pemberian ASI melalui puting payudaranya. Pemberian ASI terhadap anak idealnya berkisar antara 8 hingga 12 kali per harinya. ASI eksklusif diberikan hingga “si cantik” atau “si tampan” ini berusia enam bulan.
Mitos dan Fakta Seputar Ibu Menyusui
Terdapat banyak informasi mengenai ibu menyusui dikalangan masyarakat. Apakah informasi tersebut sepenuhnya benar? Jelas belum tentu. Oleh karena itu, Anda harus meneliti setiap informasi yang diterima terkait dengan ibu menyusui ini.
1. Menyusui Vs Olahraga
Mitos: Dilarang menyusui setelah melakukan olahraga.
Fakta: Bukan dilarang menyusui setelah ibu melakukan olahraga, namun lebih pada sang bayi yang terkadang tidak mau meminum ASI karena keringat yang dihasilkan. Keringat ini membuat rasa yang berbeda pada ASI tersebut.
2. Menyusui Vs Kondisi Sakit
Mitos: Seorang ibu tidak boleh menyusui saat sedang sakit.
Fakta: Tergantung pada jenis penyakit sang ibu. Beberapa kasus menyatakan bahwa antibodi ibu, yang membantunya sembuh saat sedang sakit, dapat mengalir pada si kecil dan membantunya dalam membentuk imun tubuhnya sendiri.
3. Menyusui Vs Obesitas
Mitos: Pemberian ASI yang banyak dapat mengakibatkan obesitas di kemudian hari.
Fakta: Beberapa kasus membuktikan bahwa pemberian ASI yang sesuai dengan keinginan bayi, akan membuatnya cenderung dapat mengatur pola dan porsi makannya.
4. Menyusui Vs Usia Buah Hati
Mitos: Kualitas ASI akan menurun setelah usia bayi 6 bulan.
Fakta: Komposisi dari ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan sang bayi di usianya saat itu. Pemberian ASI tetaplah sumber nutrisi utama si kecil, walau telah mendapat MPASI. ASI akan menjadi sumber nutrisi sekunder saat anak memasuki usia dua tahun.
5. Menyusui Vs Makanan Pedas
Mitos: Makanan pedas yang dikonsumsi ibu membuat bayi diare.
Fakta: Makan pedas tidak berpengaruh pada pencernaan sang buah hati. Namun, akan lebih baik apabila ibu menyusui tidak mengkonsumsi makanan pedas.
Fakta Tambahan Seputar Ibu Menyusui
1. Kandungan Zat Besi
Zat besi dalam ASI tidak pernah berkurang selama 6 bulan proses bayi menyusui. Setelah melewati bulan keenam, produksi zat besi dalam ASI akan mulai menurun. Oleh karena itu, bayi harus mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
2. Kalori Susu ASI
Proses menyusui bayi yang dilakukan setiap waktu dapat menurunkan berat badan ibu. Dalam sehari, ibu menyusui dapat membakar kurang lebih 300 hingga 500 kalori.
3. Konsumsi Air Putih
Seorang ibu menyusui harus banyak minum air putih. Bila seorang ibu kekurangan minum, maka dapat mempengaruhi banyak ASI yang akan dihasilkan.
4. Obat Diare
Menyusui dapat menjadi obat saat bayi terkena diare karena kandungan ASI sangat baik bagi pencernaan si kecil. Namun, bila penyebab diare adalah makanan si ibu, maka ibu harus memperhatikan lagi apa yang akan dikonsumsinya.
5. Larangan Konsumsi Obat
Seorang ibu tidak boleh memberikan ASI pada anak saat sedang mengkonsumsi obat. Dalam kasus ini, Anda perlu konsultasi dengan dokter untuk mencari alternatif mana yang baik bagi konsumsi sang buah hati tercinta.
Setelah membaca mitos dan fakta seputar ibu menyusui di atas, Anda telah mengetahui lebih tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sebagai seorang ibu, tentu Anda harus mencermati berita seputar kehamilan dan menyusui lebih supaya tidak mudah tertipu oleh berita hoax.