Skip to main content
Menu

Perbedaan antara Laporan Keberlanjutan GRI dan Standar Pelaporan Keberlanjutan Lainnya

Perbedaan antara Laporan Keberlanjutan GRI dan Standar Pelaporan Keberlanjutan Lainnya

Ada beberapa standar pelaporan keberlanjutan yang digunakan, dengan salah satu yang paling populer adalah Standar Global Reporting Initiative (GRI)

Daftar isi
Baca Juga

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep keberlanjutan semakin menjadi pusat perhatian bagi perusahaan di seluruh dunia. Salah satu cara perusahaan menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan adalah melalui laporan keberlanjutan. Ada beberapa standar pelaporan keberlanjutan yang digunakan, dengan salah satu yang paling populer adalah Standar Global Reporting Initiative (GRI).

Perbedaan antara Laporan Keberlanjutan GRI dan Standar Pelaporan Keberlanjutan Lainnya

Apa itu Laporan Keberlanjutan GRI?

Global Reporting Initiative (GRI) adalah organisasi internasional yang menyediakan standar pelaporan keberlanjutan untuk membantu perusahaan mengukur dan melaporkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi mereka.

Standar GRI bertujuan untuk memberikan panduan yang komprehensif dan transparan bagi perusahaan agar mereka dapat mengkomunikasikan kinerja keberlanjutannya kepada pemangku kepentingan.

Laporan GRI berfokus pada isu-isu yang relevan dengan keberlanjutan dan memberi perusahaan kerangka kerja untuk melaporkan data secara konsisten.

Standar Pelaporan Keberlanjutan Lainnya

Beberapa standar pelaporan keberlanjutan lain yang sering digunakan oleh perusahaan adalah:

  1. Sustainability Accounting Standards Board (SASB)

    SASB menyediakan standar pelaporan yang fokus pada pengungkapan informasi keberlanjutan yang relevan bagi keputusan investasi. SASB lebih menekankan pada aspek keuangan dan materialitas, dengan tujuan membantu investor memahami bagaimana faktor keberlanjutan dapat mempengaruhi kinerja finansial perusahaan. Standar SASB berorientasi pada sektor industri tertentu dan lebih terkait dengan pasar modal.

  2. Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD)

    TCFD dikembangkan untuk meningkatkan keterbukaan perusahaan dalam hal risiko dan peluang yang terkait dengan perubahan iklim. Standar ini fokus pada empat area utama: tata kelola, strategi, manajemen risiko, serta metrik dan target.

    Tujuan utama TCFD adalah membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko terkait iklim yang mungkin berdampak pada operasi dan kinerja finansial mereka dalam jangka panjang.

  3. International Integrated Reporting Council (IIRC)

    IIRC mengembangkan kerangka pelaporan yang berfokus pada integrasi informasi keuangan dan non-keuangan dalam satu laporan tunggal. Tujuannya adalah untuk memberikan pandangan holistik tentang bagaimana perusahaan menciptakan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Laporan terintegrasi IIRC tidak hanya membahas aspek keberlanjutan, tetapi juga strategi bisnis, tata kelola, kinerja, dan prospek masa depan perusahaan.

Perbedaan Utama antara GRI dan Standar Pelaporan Lainnya

GRI (Global Reporting Initiative) adalah salah satu standar pelaporan keberlanjutan yang paling umum digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia. Standar ini menyediakan panduan bagi organisasi untuk melaporkan dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola mereka secara transparan.

Namun, GRI bukan satu-satunya standar yang tersedia; ada beberapa standar lain seperti SASB, CDP, dan IIRC, yang juga digunakan oleh perusahaan untuk melaporkan keberlanjutan. Setiap standar memiliki fokus dan pendekatan yang berbeda tergantung pada tujuan laporan dan kebutuhan pemangku kepentingan.

Perbedaan utama antara GRI dan standar pelaporan lainnya terletak pada cakupan dan detail yang diberikan. Berikut beberapa perbedaan antara GRI dan standar pelaporan lainnya"

Pendekatan Pelaporan:

  • GRI

    Berfokus pada dampak perusahaan terhadap isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). GRI menggunakan pendekatan berbasis pemangku kepentingan, yang berarti laporan keberlanjutan harus mencakup informasi yang relevan bagi semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah, dan karyawan.

  • SASB

    Pendekatannya lebih berfokus pada relevansi bagi investor dan dampak material terhadap kinerja finansial perusahaan.

  • TCFD

    Spesifik pada risiko dan peluang terkait perubahan iklim, dengan penekanan kuat pada informasi yang penting untuk pengambilan keputusan finansial.

  • IIRC

    Menggabungkan informasi keuangan dan non-keuangan untuk memberikan pandangan yang komprehensif tentang nilai yang dihasilkan oleh perusahaan.

Materialitas:

  • GRI

    Menekankan konsep materialitas berdasarkan kepentingan para pemangku kepentingan. Artinya, isu yang dianggap material dalam laporan GRI adalah isu yang memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan, sosial, atau tata kelola.

  • SASB dan TCFD

    Lebih fokus pada materialitas finansial, yaitu isu yang berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan dan relevan bagi keputusan investasi.

  • IIRC

    Materialitasnya didasarkan pada bagaimana informasi tersebut mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai dalam jangka panjang.

Cakupan Industri:

  • GRI

    Dapat diterapkan secara universal ke berbagai industri dengan penekanan yang luas pada isu-isu keberlanjutan.

  • SASB

    Menyediakan standar spesifik untuk masing-masing sektor industri, sehingga lebih terfokus pada isu-isu yang relevan bagi setiap sektor.

  • TCFD

    Walaupun umumnya diterapkan di berbagai industri, lebih relevan bagi perusahaan di sektor-sektor dengan eksposur tinggi terhadap risiko iklim, seperti energi dan manufaktur.

  • IIRC

    Tidak spesifik pada sektor industri, tetapi berfokus pada informasi yang relevan dengan penciptaan nilai bagi semua jenis organisasi.

Jika kamu mencari mitra terpercaya dalam penyusunan laporan keberlanjutan GRI, Wordsmith Group adalah solusinya. Dengan tim ahli yang paham betul tentang pedoman GRI, mereka siap membantu menyusun laporan yang transparan, komprehensif, dan relevan dengan praktik terbaik di industri.

Wordsmith Group memastikan bahwa setiap laporan keberlanjutan tidak hanya memenuhi standar global, tetapi juga secara efektif mengkomunikasikan dampak dan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.